Pameran
Kostum
“Bun, kata Farel, nanti
malam ada pameran kostum di Taman Bianglala,” seru Dodo saat melihat Bundanya
pulang kerja.
“Oh, ada pameran kostum?
Lalu?” tanya Bunda
sambil
menundukkan badan setinggi tubuh Dodo.
“Dodo mau lihat, Bun!”
“Tapi, Ayah masih di luar kota, Sayang. Om Deki
juga kan sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.”
Om Deki adalah adik kandung
Bunda Dodo. Saat ini, Om Deki sedang
melanjutkan kuliah di Jakarta dan tinggal di rumah Dodo.
“Bunda kan, bisa naik
motor?”
“Eh, tapi Bunda enggak
terbiasa naik motor malam hari, Nak,” jawab Bunda.
“Ya udah deh, Dodo
tunggu Om Deki saja. Mungkin sebentar
lagi pulang,” ucap Dodo berlalu sambil memajukan
mulutnya. Tapi rupanya, Om Deki tak juga muncul.
Esok paginya,
Dodo tidak melihat Om Deki. Tak seperti biasanya. Kemana ya, Om Deki?
tanya Dodo dalam hati.
“Bunda, memangnya Om
Deki pulang jam berapa semalam?”
“Hmmm, kalau tidak
salah sekitar jam sepuluh. Ayo, lekas Dodo minum susunya, kita segera
berangkat,” jawab Bunda.
Sudah tiga hari ini, Om
Deki berangkat lebih pagi dan pulang larut malam. Kata Bunda, Om Deki sedang menyelesaikan tugas kuliah.
Selama tinggal di rumah , Om Deki sering mengajak Dodo jalan-jalan. Karena Ayah
Dodo kerjanya di Bandung dan baru pulang setiap Jumat malam.
“Kapan Ayah pulang, Bun?” tanya Dodo ketika
motor berhenti di halaman sekolah Dodo.
“Jumat malam, seperti
biasa,” jawab Bunda sambil membantu Dodo turun.
“Nah,
Dodo baik-baik di sekolah, ya! Nanti pulang dijemput Mbak Narti seperti biasa,” pesan
Bunda sebelum melanjutkan perjalan ke kantor.
“Do, sudah lihat
pameran kostum di Taman Bianglala, belum? Tanya Farel saat istirahat.
“Enggak ada yang
nganter, Rel. Ayahku masih di Bandung. Om Deki sibuk sama tugas kuliah. Kamu udah
lihat, Rel?”
“Iya, semalam aku
lihat. Seru banget. Ada yang pakai kostum Superhero, Doraemon, Monster, Naga,
dan banyak lagi. Pameran kostumnya masih lama, kok, Do. Kata mama, sampai
minggu depan.”
Dodo pun tak sabar
menunggu Sabtu. Karena waktu telepon tadi pagi, Ayah berjanji mau mengajak Dodo
ke Taman Bianglala.
“Asyik…,” pekik Dodo
girang saat Bunda bilang Ayah dalam perjalanan pulang.
“Jadi, besok malam kita
bisa ke Taman Bianglala ya, Bun.”
“Sebaiknya kita doakan
Ayah, agar segera sampai dengan selamat di rumah,” ajak Bunda.
Jumat malam, Dodo
melawan rasa kantuknya. Menunggu Ayah pulang di teras rumah. Bunda berulangkali
mengingatkan Dodo agar tidur saja. Tapi Dodo tetap bertahan sambil bermain
lego.
Ayah yang ditunggu-tunggu
belum juga muncul. Malah Om Deki datang duluan.
“Lho, Do? Belum tidur, kamu?”
“Nunggu ayah pulang,
Om.”
“Anginnya kencang di
sini. Masuk aja, yuk. Kita tunggu di dalam,” ajak Om Deki.
Mulanya Dodo menolak.
Tapi Om Deki langsung mengeluarkan mainan yang baru dibelinya. Sebuah yoyo yang
bisa menyala jika dimainkan.
“Lihat, Om tadi beli di
Taman Bianglala. Dodo bisa cara mainnya enggak?” Om Deki langsung mempraktikkan
cara bermain yoyo di hadapan Dodo. Tanpa sadar Dodo sudah berada di dalam
kamarnya.
“Om Deki dari Taman
Bianglala?”
“Iya. Om dan
teman-teman kuliah sedang ada tugas di sana. Makanya Om selalu pulang malam
sekarang. Maaf, ya, jadi jarang ngajak Dodo main.”
“Om lihat pameran
kostum enggak di sana? Teman-teman Dodo di sekolah banyak yang cerita. Dodo
sebenarnya kepingin ke sana, Om.”
“O, jadi Dodo mau lihat
pameran kostum? Hmmm, kalau gitu sekarang
Dodo cuci muka, cuci kaki terus tidur. Besok malam, minta tolong diantar ayah
ke sana, ya.”
“Yup, Terima kasih yoyonya, Om.”
Pagi hari, Dodo merasa
tak enak badan. Kepalanya pusing dan badannya demam. Bunda sudah menyiapkan
sarapan dan segelas air putih. Tapi Dodo hanya makan tiga suap nasi.
“Bun, Dodo capek,” ucap
Dodo lirih.
“Wah, jangan-jangan
kamu masuk angin, Do” Bunda bergegas menyiapkan obat.
“Maafin
Ayah ya. Lain kali kau mau tunggu ayah pulang, Dodo main di kamar saja.” Ayah
langsung memeluk dan mengangkat Dodo ke tempat tidurnya. “Sekarang istirahat dulu, biar rencana ke
Taman Bianglala nanti malam jadi.”
Tapi sampai sore, Dodo
masih saja demam.
“Kita ke Taman
Bianglalanya Minggu malam saja ya, sayang. Dodo masih perlu istirahat,” saran
Ayah.
Sore itu, Om Deki
pulang membawa beberapa teman.
“Kenalin, Do, ini teman
kuliah, Om. Nanti, Om Deki dan teman-teman akan segera berubah,” seru Om Deki
bersemangat.
“Berubah? Maksudnya?” tanya
Dodo bingung.
Tak berapa lama, Dodo
girang sampai melupakan pusingnya. Karena Dodo melihat pameran kostum di
rumahnya sendiri.
“Jadi yang di Taman
Bianglala itu, Om Deki?”
“Ayo, Dodo mau foto
sama kostum apa? Jangan lupa bayar sebelum foto, ya,” kata Om Deki.
Malam itu, walau Dodo
gagal pergi ke Taman Bianglala karena masuk angin. Tapi Dodo senang bisa foto
bersama teman-teman Om Deki yang memakai kostum.
Selesai