Pertemuan 5
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25
Narasumber: Ibu E. Nurhasanah, M.Pd.
Moderator: Bapak Dail Maruf
Pertemuan kelima ini diawali dengan sebuah pantun dari Pak
Dail Maruf.
Jalan-jalan ke pasar baru
Tidak lupa membeli topi
Malam ini dapat materi baru
Judulnya Gairah menulis puisi
Karena Pak Dail memulainya dengan pantun, ingin rasanya
membalas juga dengan pantun.
Adik suka topi bertali
Untuk dipakai di siang hari
Asyik sekali belajar puisi
Ayo semangat meresume materi
Kakak suka topi yang biru
Warna biru damai di hati
Satu jam waktu pun berlalu
Saatnya praktik membuat puisi
Ibu suka topi yang merah
Dipakai di atas jilbab ungu
Terima kasih untuk ibu Hasanah
Memberikan ilmu baru bagiku.
Materi kelima ini disampaikan oleh Ibu E. Nurhasanah, M.Pd.
seorang ibu yang aktif membuat puisi di mana saja, berikut adalah biodata
pembicara:
Puisi = ragam sastra yang terikat : irama matra, rima,
bahasa, penyusunan larik dan bait
Puisi dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru.
Jenis Puisi Lama:
1.
Mantra
2.
Pantun
3.
Seloka
4.
Talibun
Berikut adalah contoh-contoh puisi lama:
Struktur Fisik Puisi:
1.
Bentuk (bentuk baris dan bait)
2.
Diksi (pilihan kata yang indah)
3.
Majas (bahasa kias)
4.
Rima (persamaan bunyi)
Membuat puisi itu bisa menyampaikan perasaan terdalam yang tak bisa diungkapkan dalam kata-kata. Saat seseorang jatuh cinta, bak seorang pujangga dia bisa merangkai kata-kata puitis untuk sang pujaan hati. Puisi juga karya sastra yang tidak perlu ada alurnya, tak perlu tokoh, dan juga konflik. Puisi sendiri bisa menjadi sarana untuk merelease emosi negatif atau konflik batin seorang penulis dengan kejadian buruk atau traumatis yang dialaminya.
Siswa kelas 2 SD sudah belajar membuat puisi, mereka biasanya membuat puisi sederhana empat baris tentang keluarga, teman, binatang peliharaan, dan tanaman. Puisi juga menjadi karya tulis yang paling mudah diajarkan ke anak SD, karena tidak perlu panjang, cukup dua atau empat baris saja. Jenis puisi baru seperti akrostik juga sangat diminati, karena mereka bisa membuat nama mereka menjadi susunan kalimat yang unik dan seru. Seperti ini contohnya:
A – aku seorang yang suka
menyendiri
R – ringan tangan dan suka
menolong yang membutuhkan
I – inisiatif juga toleran
S – siapa ingin kenal denganku?
A – aku siap menjadi temanmu
P – pasti kalian akan senang
berteman denganku
T – tapi apakah kalian tahu?
A – Aku suka menulis sejak waktu
kuliah dulu
R – rencana ingin menjadi penulis
skenario
I – inilah profesiku kini,
seorang guru
N – namanya juga takdir
I – Insyaallah aku bersyukur
dengan semua ketentuanNya.
Demikian resume singkat pertemuan kelima ini. Semoga menjadi
catatan berharga bagiku.
Cibinong, 28 Mei 2022