Pertemuan 3
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25
Narasumber Ibu Rita Wati, S.Kom.
Moderator Ibu Rosminiyati
Hari ini banyak sekali tamu di kantor! Sebagai penyelenggara,
saya berusaha menyambut seluruh tamu dari berbagai pelosok negeri tersebut
dengan senyum ceria dan bersahabat. Mulai dari mempersiapkan penginapan mereka,
memastikan makan siang dan snacknya aman, juga memastikan agar para pembicara
bisa menyampaikan materi dengan mulus tanpa hambatan. Tanpa disadari, padatnya
aktivitas hari ini membuat pikiran jenuh.
Pertemuan ketiga ini saya ikuti dalam kondisi kejenuhan tingkat
tinggi (capek), berharap kegiatan menulis ini menjadi proses healing dan
pikiran akan kembali segar setelahnya. Judul materi ketiga ini adalah Rahasia
Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Berprestasi.
Menulis itu mudah? Iya, memang mudah, memulainya kan yang
susah?
Menerbitkan buku itu mudah? Sebenarnya bukan perkara
mudahnya menerbitkan buku, lalu kita menggampangkan prosesnya. Sebagai penulis,
haruslah bertanggung jawab dengan buah pena yang dihasilkannya. Apalagi jika
buku tersebut akan beredar di khalayak luas. Tetap harus ada studi pustaka, memastikan
jika tulisannya bukan hasil copas, melewati proses editing, revisi, dan layout
agar buku yang dihasilkan eye catching.
Kalau kita sekedar ingin menerbitkan karya tulis anak-anak
di sekolah dalam bentuk buku antologi, banyak sekali penerbit indi yang bisa
mewujudkannya. Atau, jika ada kolega yang punya kemampuan desain, layout, dan
editing, tinggal bawa ke percetakan saja, jadilah buku antologi. Buku kumpulan
tulisan siswa di sekolah tidaklah perlu didaftarkan ke ISBN, kenapa?
Karena Internasional Standar Book Number (ISBN) adalah kode
unik buku yang sifatnya internasional, jika jangkauan buku yang akan terbit
hanya selingkar sekolah, kampus, yayasan, organisai, atau komunitas, ngapain
juga pakai ISBN?
Kembali ke resume pelatihan ketiga hari ini, masalah yang
dihadapi penulis diantaranya: Buntu ide, miskin kosakata, sulit merangkai kata,
menunda, bingung mau menulis apa dan dari mana mulanya, tidak PD, merasa
tulisannya tidak layak baca. Sebenarnya ini semua ada disaya malam ini, dalam kondisi capek banget! Wkwkwk.
Materi malam ini juga membahas tentang kaidah dasar
penulisan yang perlu diperhatikan agar tulisan kita jadi layak baca:
1.
Penggunaan huruf besar dan kecil
2.
Paragraf kurang dari 10 kalimat atau jika
menulis di blog 5-7 baris saja
3.
Penggunaan tanda baca
4.
Penggunaan kata baku
5.
Penggunaan kata tidak efektif
6.
Istilah asing yang keliru
7.
Penggunaan kata depan di (dipisah atau
disambung?)
Nah, setelah materi disampaikan, berikutnya adalah proses tanya jawab dengan pembicara. Jujur ... saya sangat kagum degan rekan-rekan yang terlibat dalam Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25, cepat sekali menyelesaikan resumenya, wow!
Cibinong, 23 Mei 2022