Pertemuan 4
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25
Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Moderator: Helwiyah
Karya Tulis Ilmiah (KTI) menyimpan banyak sekali hasil
penelitian paling aktual. Sayangnya, kebanyakan KTI ini hanya menjadi simpanan
di perpustakaan kampus. Dimanfaatkan oleh yunior yang mencari referensi dari skripsi
pendahulu-pendahulu mereka. Pernah membuat KTI? Iya, pernah! Tentang keamanan
pangan di Badan POM. Lalu, setelah lulus kuliah ... entah bagaimana nasib KTI
tersebut.
Malam ini, pertemuan keempat pelatihan menulis PGRI gelombang 25 bersama narasumber Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. dimoderatori Ibu Helwiyah menjelaskan tentang proses menerbitkan buku dari karya ilmiah. Tentunya kita harus mengubah bahasa ilmiah menjadi bahasa populer yang nyaman dibaca. Selain itu, kita juga perlu cek dan ricek mengenai sumber referensi dengan cermat. Jangan sampai ketika sudah jadi buku, malah ada pihak lain yang mempermasalahkan buku tersebut karena kasus plagiat.
MENULIS BUKU DARI KTI
Apa sebenarya tujuan membuat buku dari KTI?
1. Lebih bermakna dan bermanfaat
2. Keutungan materi
3. Hasil penelitian akan tersebar luas
4. PAK
Lalu, bagaimana cara mengubah KTI menjadi Buku?
1 1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching.
2. Ubah daftar isi
3. Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :
- Rumusan masalah
- tujuan penelitian
- manfaat penelitian
- definisi operasional
- hasil penelitian terkait
Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku
4. 4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya.
8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.
Narasumber memberikan contoh perbedaan daftar isi skripsi saya dengan daftar isi skripsi setelah menjadi buku.
Demikian resume singkat pertemuan keempat ini.
Cibinong, 26 Mei 2022