Sharing pengalaman, puisi, cerita anak, resume buku anak, parenting. Semoga bermanfaat.
Rabu, 25 Juni 2014
Manusia Pembelajar
oleh: Ari Saptarini
Mimpi terus berkelana dalam jiwa manusia pembelajar
Mencari ujung: tak berkesudahan
Mimpi satu terbeli, segera disusul impian yang lebih menantang
Kerikil tajam bukan halangan
Licin tanjakan pasti terkalahkan
Jurang terjal terlewat dalam satu lompatan besar
Kami akan ikuti langkahmu, teman!
Manusia pembelajar sejati!
Mengabdi demi ilmu pengetahuan, adalah harga mati!
Cimanggis, 30 Mei 2014
Puisi: Kembali padaNya
Munajat hati di malam Nisfu Syaaban
Dedaunan luruh berguguran di halaman
Kematian adalah pilihan terbaik baginya
Penebus dosa-dosa karena alpa nan lupa
Nikmatnya dunia, tlah semua dirasa
Namun hidupnya berselimut dusta
Dusta yang tak bermuara
Saling tindih, menari-nari, perih, tak kuasa lepas dariNya.
Malangnya …,
Saat kekata terucap adalah yang sebaliknya: Dusta
Nurani berontak selaraskan ritme jalan lurusNya
Apa daya …, dunia tlah ubah segalanya
Cimanggis, 13 Juni 2014
FF: Rumah Bangsa Jin
Rumah jin itu menggantung dengan empat pohon
Randu sebagai tiangnya. Bagian bawahnya adalah kali kecil yang mengalir di
dalam kompleks perumahan, sisi kanannya lapangan voli yang kini selalu ramai adu
layang-layang tiap siang menjelang sore. Sisi kirinya sebuah masjid, dipenuhi
anak-anak manusia, mengaji di sana. Di bagian depan masjid itulah perumahan manusia
berderet rapi, seperti berbaris dalam pasukan obade yang menyanyikan lagu
nasional saat upacara proklamasi. Rumah malaikat, ada di atas perumahan manusia,
Luas tak bertepi, tergantung di kaki langit semesta, beralaskan awan. Menaungi
rumah-rumah penduduk agar tak terpapar sinar ultraviolet langsung dari
matahari.
“Kau memang jin pemalas! tiap hari hanya bengong
di dengan tv lalu tidur,” ucap kepala rumah tangga di rumah perkumpulan jin.
“Saya bosan, Bos! Karena tak pernah berhasil
menggoda manusia di sana,” ucapnya sambil menunjuk jamaah sholat Asar yang
sedang melaksanakan ibadahnya.
“Sudah berapa manusia yang kau goda? Ayolah!
Jangan pantang menyerah seperti itu, kalau tak berhasil menggoda si A, masih
ada si B, si C dan sederet manusia peragu lainnya.”
“Ribuan kali mencoba, tapi bayang malaikat
pelindung manusia itu mengganggu.”
“Aku pernah mengingatkanmu, Tomtom! Jangan
pernah jatuh cinta dengan malaikat penjaga, apalagi manusia! Ayo kerja!
Berangkat! Berangkat!” ucap kepala rumah tangga mengakhiri nasihatnya pada
Tomtom, jin termuda.
Alih-alih mempersiapkan diri untuk kerja,
Tomtom malah mengambil sapu, membersihkan rumah jin yang mereka sebut rumah
kontrakan sementara itu. Ya, memang hanya sementara mereka tinggal di sana.
Bangsa jin menjalani proses pendidikan untuk menentukan kerja apa yang paling
pas untuknya.
Siswa-siswi jin yang sedang ‘belajar’ itu
tinggal selama ratusan tahun di rumah kontrakan yang menggantung di pohon Randu
dan tidur berdesakan sambil berdiri. Ada pula yang memilih tidur bergelantungan
di cabang pohon Randu. Tiap satu pleton pasukan jin, beranggotakan ratusan
siswa-siswi jin, mempunyai seorang ketua dan seorang kepala rumah tangga.
Namun, ketua pasukan Tomtom tak pernah
kembali ke rumah. Dia jatuh cinta dengan seorang anak manusia dan rela pindah
ke rumah manusia yang disukanya, tinggal di gudang rumah itu. Dan saat ini,
kepala rumah tangga adalah juga ketua.
Semua penghuni pergi, kecuali Tomtom.
Memegang sapu, tapi pikiran Tomtom melayang-layang
ke angkasa. Jika terus-menerus melanggar kode etik jin, Tomtom sadar akan
segera diusir dari rumah itu, menjadi jin lontang-lantung, tanpa teman dan
keluarga. Memikirkannya saja, membuat Tomtom mengeryitkan dahi.
Tomtom merasa ada yang sedang mengawasi
tingkahnya. Benar,! dari lapangan voli. Seorang anak manusia mengamatinya,
Tomtom salah tingkah.
‘Ups, apa anak manusia itu bisa melihatku,
ya?’ pikir Tomtom
Langsung diletakkannya sapu, mengunci pintu
dan keluar rumah. Baru beberapa meter meninggalkan rumah, terdengar suara
memanggilnya.
“Tomtom …, tunggu!”
Tomtom menoleh dan, Ah, malaikat penjaga itu
lagi rupanya.
“Bagaimana? Sudah kau pikirkan tawaranku?”
Tomtom masih ingat tawaran kerja menggiurkan malaikat
penjaga itu, dan itulah yang selalu membuatnya ragu.
“Kau bisa jadi tukang bersih-bersih di taman
rumah malaikat kami, atau menjadi asisten malaikat penjaga dengan mengawasi
anak ini. Anak ini mengetahui keberadaanmu, dia Indigo.” Tawaran malaikat
penjaga waktu itu.
Tomtom malu mengakui, tak ada sejarah dari
silsilah keluarganya, menjadi jin Baik hati.
Karena Asma, Rokok Aromaterapi?
Sejak tahu bahwa
rokok itu berbahaya, aku selalu berusaha menghindar. Jangan salah, ayahku dulu
perokok berat, namun penyakit lemah dan pembengkakan jantung yang terdiagnosis
dini, membuat ayah berhenti merokok dan menjalani terapi untuk menghilangkan
kecanduannya. Sejak itu, rumahku aman dari asap rokok.
Entah kenapa
banyak orang terbius dengan kenikmatannya. Padahal iklan rokok di televisi,
adalah iklan paling jujur yang pernah ada.
‘Menyebabkan
kangker, gangguan kehamilan dan janin’ begitu tertulis pada akhir iklan rokok,
jenis apapun.
Tak main-main
lho, kangker itu penyakit yang masuk dalam lima besar pembunuh manusia saat
ini. Namun banyak teman, relasi kerjaku berdalih,
‘kalau memang
sudah takdirnya mati, ya mati. Nikmati saja rokok selama masih diberi
kesempatan hidup’
Ih, konsep salah
kok di pertahankan. Kesel aku, jika ada orang yang berkata seperti itu. Bukan
hanya karena terganggu saja, aku menegur mereka para perokok. Namun rasa
sayang, umur panjang, selalu sehat sampai ajal menjemput, itu yang sebenarnya doaku
untuk mereka, para perokok. Adikku seorang perawat, dan dia merokok. Duh, kontradiktif
dengan profesi yang dijalani. Pagi hari berkoar pada pasiennya bahaya rokok,
malamnya dia lakukan sendiri, seperti bunuh diri. Padahal dia tahu benar, salah
satu Om kami, meninggal karena komplikasi kangker paru dan radang otak. Om Dar
adalah perokok berat.
Pasca operasi
cesar anak pertama, aku heran melihat ruang tindakan beraroma asap. Ternyata
itu ulah dokter kandungan yang telah selesai melakukan tindakan. Untuk
mengatasi ketegangan, dia selalu merokok tiap sebelum dan sesudah melakukan
operasi. Bayangkan jika sehari dia melakukan operasi kepada enam orang pasien,
habislah satu bungkus rokok tak bersisa.
Akhir-akhir ini
aku heran dengan ulah beberapa tetangga kanan kiri. Ibu-ibu yang doyan ngerumpi
di warung si abang sayur bersamaku, sekarang mereka selalu membawa asap
mengepul di tangannya. Kuamati mereka dengan tatapan penuh curiga, entah apa
yang ada di pikiran para ibu muda nan shalihah itu, kini menjadi penikmat
rokok. Namun masih tak berani tanya.
“Mau coba, Bunda
Ardho?” tanya salah seorang dari mereka.
“Coba apa?
Rokok? Ih, makasih deh,” jawabku.
“Ini untuk
kesehatan, kok”
“Untuk
kesehatan? Maksudnya?”
“Iya, ini rokok
aromaterapi. Bisa mengurangi sesak nafas karena asma.”
“Hah? Kalau
rokok bisa menyebabkan penyakit asma. Aku baru percaya. Hahaha ….” Jawabku
“Enggak, ini
bukan rokok seperti biasanya, coba aja hirup, nih asapnya,” ucap bu Mimin
sambil menyemburkan asap mengepul dari hidungnya ke arahku.
Partikel asap
yang katanya aromaterapi itu menyeruak masuk ke dua lubang sensor aroma di
mukaku. Tiba-tiba ketenangan menyelimuti kalut yang ada di otakku, damai, syahdu.
Wangi aromaterapi campuran antara
lavender dan kayumanis benar-benar kurasakan memenuhi ruangan tempatku berpijak
saat ini. Astaga! Apakah aku menikmatinya? Pakai reflek memejamkan mata pula,
wah.
Sembari terpejam
menikmati aromaterapi di salah satu sudut warung sayur itu, terdengar bu Santi
menawarkan barang dagangannya.
“kalau mau pesan
ke saya ya, Bunda Ardho. Murah, kok. Satu bungkus isi duabelas harganya
duapuluh lima ribu.”
Based On True
Story
(ini dialami
tanteku, yang katanya, sedang menjalani terapi asma dengan rokok aromaterapi)
Putri biribiri
Putri biribiri
Dambaan tiap lelaki
Bersahaja dan rendah hati
Pengabdi sejati
Putri biribiri bernyanyi
Senandungkan melodi sunyi
Hidup seorang diri
Di tengah ramainya duniawi
Mentari merangkak meninggi
Putri biribiri menuju kali
Menikmati hangatnya pagi
Segarkan tubuhnya dengan mandi
Membuncah aroma wangi
Di kandang biribiri
Karna elok dan beningnya nurani
Si Putri biribiri
Tak pernah sesali kondisi
Tetap optimis jalani hari
Walau hanya berkawan biribiri
Berteman sepi
Cibinong, 9 Juni 2014
Langganan:
Postingan (Atom)
Kiat Menulis Cerita Fiksi
Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...
-
Oleh: Ari Saptarini Benda berukuran mungil yang ada di sekitar kita, tanpa kita tahu memiliki fungsi lain selain fungsi utamanya. ...
-
Gedung IAIN Palangkaraya Sewa Gedung Rp 2.753.000/hari Fasilitas : Fasilitas 500 kursi lipat citos Sofa depan panggung 40 ku...