Oleh : Ari Saptarini (Guru SD Karakter)
Diatas dedaunan pohon sakura hiduplah anak-anak ulat bulu yang sedang bertumbuh. Tanpa pernah tahu siapa yang telah melahirkannya, mereka hidup bahagia bersama.
“Teman-teman itu telur terakhir sudah menetas” kata seekor ulat bulu kepada teman-temannya.
“Kita namakan dia siapa ya,…?” kata seekor yang lain
“Bagaimana kalau kita namakan dia Dodo teman-teman,..?”
“Boleh-boleh!” “Selamat datang di dunia Dodo” seru ulat bulu lain yang sudah terlebih dahulu melepaskan diri dari telur-telur mereka.
Naluri mereka untuk makan, tanpa pernah ada yang mengajari dan membimbing mereka sudah mulai terlihat, daun pohon sakura semakin hari kian berkurang, keindahan bunga sakura terganggu dengan jajaran dedaunan yang keropos, menguning dan berguguran.
“Teman-teman ayo kita pindah ke tempat lain,… makanan kita di sini sudah mulai menipis” seru kakak tertua yang lahir pertamakali.
Lalu serombongan keluarga ulat bulu itu bermigrasi ke bagian lain dari pohon sakura,… tidak mudah ternyata bagi mereka untuk berpindah tempat tinggal. Beberapa pemangsa yang ada di kanan dan kiri mereka siap untuk memangsa mereka setiap saat.
Adalah dodo, ulat terkecil diantara mereka yang sedang sibuk dengan makanannya, entah mengapa dia tak mendengar ketika kakak tertua mereka woro-woro untuk berpindah ke sisi lain dari pohon sakura tersebut.
Sekejap mata, Dodo tak melihat lagi saudara-saudara mereka,….
“Kakak,… Kakak,… panggil dodo!” namun tak setitik suarapun terdengar , hanya bisikan angin semilir yang bertiup menggoyangkan daun pohon sakura ke kanan dan ke kiri. Keseimbangan tubuh dodo goyah, kakinya tak lagi menjejak daun dan ranting pohon, tapi bulu-bulu tubuhnya menyentuh sesuatu yang aneh,… lengket,… coklat dan berair,…
Dodo berusaha untuk bergerak melepaskan diri dari benda aneh yang mencelup hampir setengah dari tubuhnya. Ternyata susah! Bagi ulat bulu sepertinya lepas dari kubangan air.
Dodo melihat mahluk berwarna coklat yang berkulit mengkilap dan serupa dengannya sedang melingkarkan tubuhnya di dekat kubangan air tempatnya tercelup.
“Hei, tolong aku wahai ulat raksasa” teriak dodo “Tolong,… aku disini,… tolong tarik aku” teriaknya berulang-ulang
Mahluk berwarna coklat itu mulai mengurai tubuhnya, “wow” pekik dodo dalam hati. Mahluk itu ternyata bukan seperti dirinya, mahluk itu panjang dan berjalan dengan kakinya yang banyak,…
“Ada yang bisa ku bantu wahai ulat?” Tanya mahluk tersebut
Dodo terpenjarat saat mahluk itu mendekat ke wajahnya, “Serem amat wajahnya!” pekik dodo dalam hati
Namun prasangka dodo ternyata salah keramahan nada suara mahluk itu saat memperkenalkan dirinya membuat ketakutan dodo sirna.
“Kenalkan namaku lili, aku adalah jenis kaki seribu!” aku bukan ulat bulu sepertimu” jelasnya panjang lebar.
Lili mengulurkan salah satu tangannya untuk menolong dodo, “Pegang tanganku ini, aku akan menarikmu dari genangan air itu” ucap lili dengan ramah
“Dodo mengibaskan tubuhnya yang basah, tak lupa mengucap terimakasih karena sudah dibantu”
“Kenapa kau ada disini sendirian dodo?” Tanya lili dengan sopan
“Aku tak mendengar dengan baik saat kakakku meminta kami untuk bermigrasi ke dahan pohon yang lain, aku terburu-buru mencari kakakku dan badanku yang ringan membuatku tak kuasa ketika angin semilir menerpa tubuhku”
“Seandainya kau menjadi pendengar yang baik, tentunya kau tak akan celaka begini dodo” tegas lili
“Aku ingin cari kakakku tapi tinggi sekali pohon ini, aku akan tinggal di rerumputan saja toh aku bisa juga makan rumput” ucapnya.
“Akan banyak gangguan yang kau dapat jika kau berada di rumput teman” pesan lili kaki seribu kepadanya.
“Kau perlu waktu lama untuk berubah menjadi kupu, carilah tempat yang tinggi dan terlindung agar kau aman teman” lanjut lili
Namun lagi-lagi dodo tak mendengar pesan temannya…. Dodo malas untuk naik ke atas pohon sakura dan memilih rerumputan untuk singgah sementara waktu.
Tak berselang lama, … serombongan anak manusia bermain bola di lapangan rumput tersebut.
Dodo kocar kacir menghindari injakan kaki manusia dan berusaha lari,…
Dodo kembali bertemu lili si kaki seribu,.. “Aku sudah mengingatkanmu teman!” “Aku lebih lama hidup di sini, jadi aku tahu tabiat manusia kalau mereka berjalan terkadang tak memperhatikan mahluk kecil seperti kita”
“Maaf Lili tadi aku tidak mempercayai ucapanmu” Dodo meminta maaf karena telah membuat temannya kecewa.
Lalu Dodo mencoba untuk patuh dengan nasehat temannya, LIli. Dengan perjuangan dia berhasil naik ke atas pohon sakura dan kembali memakan dedaunan pohon itu.
Beberapa waktu berlalu,…
Lili si kaki seribu sedang berjalan-jalan ketika tiba-tiba sebuah suara memanggilnya dari atas,
“Terimakasih Temanku Lili, tanpa kau aku tak akan menjadi kupu-kupu seperti saat ini”
Lili melihat keatas sambil tersenyum senang.
Rupanya itu dodo, kupu-kupu yang rupawan.