Aku dan Uang
Performance
Based on Project (P-BOP) dan warung kelas tiga akan berlangsung bulan ini. Berprofesi
guru memang selalu dituntut untuk mencontohkan kreativitas kepada siswanya.
Kita akan menciptakan manusia kreatif jika selalu berusaha kreatif di depan
mereka. Nah kegiatan sekolah yang akan berlangsung bulan ini adalah P-BOP dan
warung kelas tiga. Sibuk memikirkan apa yang bisa di lakukan saat hari H,
berhubung tema di kelas adalah tema uang, akhirnya berjualan adalah pilihan.
Tema dirancang sedemikian rupa, sebuah pasar malam. Nanti anak-anak akan tampil
bernyanyi, menari dan membaca puisi sebagai opening awal, sebelum pasar malamnya
dibuka. Saat opening itulah siswa akan menampilkan apa yang pernah
dipelajarinya di sekolah.
Siswaku banyak ide cara menghasilkan uang,
sebagai guru aku merasa malu jika harus menyerah membeli barang yang sudah jadi
dan menjualnya kembali. Akhirnya kuajari siswaku cara membuat tusuk jelujur di
kain flannel, berkreasi dengan flannel adalah tujuan akhirnya. Jadilah bross
cantik dan jepit unik, walaupun hasil karya anak kurang rapi, minimal akan
dibeli oleh orangtua mereka ketika kegiatan.
Satu buku kreasi paper toys menjadi ide
lanjutan, kebetulan aku membacanya ketika di perpustakaan, dengan modal foto
kopi warna, kreasi paper toys ikut menyemarakkan acara yang bertajuk warung
kelas tiga itu. Aku terfikir untuk menghasilkan sesuatu dengan kreativitas
siswaku, tercetuslah ide menyeleksi gambar mereka untuk dijadikan stiker dan
pin.
Ada yang unik di warung kelas tiga nanti,
semua pembeli harus menukarkan dulu uang rupiah yang dibawa dengan uang yang
berlaku di warung ini. Uang yang berlaku di sini adalah uang yang didesain oleh
siswanya sendiri. Jadi beberapa anak akan berperan sebagai money changer, posisi money
changer akan diisi oleh siswa yang mahir hitungan matematikanya.
Besok hari yang dinanti, persiapan tinggal
selangkah lagi. Mendesain ruang kelas menjadi sebuah pasar malam, bukanlah hal
mudah. Untung beberapa guru membantuku, menutup semua dinding dengan kain hitam
pekat. Lampu di tutup dengan kertas wajit aneka warna agar menimbulkan kesan
meriah, desain panggung dibuat ala kadarnya menggunakan karpet dan tanaman
sebagai pembatas di sisi kiri dan kanannya. Mempersiapkan stand jualan ternyata
juga butuh waktu lama, karena selain barang yang kami buat sendiri, besok akan
dijual juga aneka jajanan pasar, minuman dan alat tulis. Lelah …, sehari
sebelumnya aku pulang sampai larut malam demi acara besok agar berjalan lancar.
Jam sembilan aku sampai di rumah, mendadak
tengah malam badanku panas dingin. Meriang dan masuk angin. Panik! Waduh, dalam
kondisi demam begini, besok aku bisa datang enggak ya ke acara kelas besok.
Kekhawatiranku terbukti, paginya tubuhku lemah tak berdaya, masih demam tinggi.
Mau tak mau aku ijin ke kepala sekolah, karena kondisiku yang tidak
memungkinkan untuk datang. Mohon ijin juga kepada patner kerjaku, berharap dia
bisa menerima kondisi darurat ini. Kegiatan kelas pun berjalan tanpa
kehadiranku. Sedih …, pasti orangtua akan menanyakan di mana bu gurunya.
Alhamdulillah …, kabar baik yang kuterima,
barang yang dijajakan ludes terjual semua, kita untung besar! Semua siswa
merasa senang dengan kegiatan warung kelas tiga. Namun kebahagiaanku tak
lengkap, karena tak menyaksikannya.