Sabtu, 15 Juni 2019

CERNAK : SAYEMBARA RATU DALVINA


Sayembara Ratu Dalvina
Ari Saptarini

Ratu Peri Dalvina akan mengadakan sayembara. Barang siapa yang bisa membawakannya Bunga Edelweis akan mendapat kesempatan berendam di kolam nektar istana.
Kabarnya, para peri yang berkesempatan berendam di kolam tersebut akan jadi awet muda dan hidup lebih lama. Seperti Ratu Dalvina yang sampai kini masih terlihat muda.
Ratu Dalvina mengadakan sayembara ini tiap tahun. Saat Bunga Edelweis bermekaran di dataran tinggi. Sari Bunga Edelweis itulah, bahan utama kolam nektar, tempat berendam Sang Ratu.
Saat sayembara tersiar, Peri Lili dan peri-peri lain berdatangan ke istana. Ada limapuluh pendaftar yang akan mengikuti sayembara. Mereka harus siap menghadapi tantangan di dataran tinggi. Termasuk Peri Lili dan sahabat baiknya, Peri Olivia. Ada juga Peri Siofra, Saingan terberat Peri Lili yang pernah memenangkan sayembara Ratu Dalvina, tahun sebelumnya.
“Kenapa kalian ikut sayembara ini, sih?” ucap peri Siofra sinis, “Jangan-jangan…, kalian hanya mengikutiku,” lanjutnya.
“Semua peri yang memenuhi syarat bisa ikut serta, Siofra! Kami juga berhak dapat kesempatan itu,” jawab Peri Lili yang tak suka dengan sikap arogan Peri Siofra.
“Sayembara ini pasti akan kumenangkan, kalian lebih baik menyerah! Karena tantangan yang akan dihadapi sangat berat,” ucap Peri Siofra.
“Kami akan berusaha dan mengerahkan kekuatan, kami pasti jadi saingat terberatmu, Siofra!” Tantang Peri Olivia sambil menarik Lili untuk menjauh dari Siofra yang sombong.
“Lihat saja besok, kalian akan kembali tanpa hasil,” teriak Siofra dari kejauhan.
“Jangan dengarkan dia, Lili. Sebaiknya kita gunakan waktu yang tersisa, malam nanti untuk istirahat.”
---***---

“Hoaaaheeemmm…,” Peri Lili membuka mata sembari melihat sinar mentari yang sudah menyembul di ufuk timur.
‘Wah, semoga belum terlambat.’
Peri Lili bangun kesiangan, karena semalam masih saja memikirkan cara memenangkan sayembara. Padahal sudah diingatkan oleh Olivia, agar tidur nyenyak.
Peri Siofra datang paling pagi, lalu berdatangan peri-peri lain termasuk Lili dan Olivia.
“Bagaimana kamu bisa menang, bangun pagi saja kesiangan,” sindir Peri Siofra kepada Peri Lili yang baru datang.
Perjalanan panjang pun dimulai, peserta sayembara terbang dengan rute yang berbeda menuju kawasan dataran tinggi.
Tak mudah memang menuju dataran tinggi, tempat Bunga Edelweis itu bermekaran. Para peri harus melewati jalan berliku dengan berbagai tantangan.
Baru setengah perjalanan, ujian berupa angin topan harus mereka hadapi. Angin yang berputar itu membuat para peri ikut berputar-putar ke atas, dan terpental ke tanah. Ujian ini menggugurkan setengah dari peserta. Lili bersyukur bisa berpegangan erat pada batang pohon.
Ujian kedua berupa asap beracun yang keluar dari kawah di sekitar dataran tinggi. Para peserta harus putar haluan untuk menghindari asap tersebut. Namun, Lili memilih jalan lurus, berjalan kaki. Tak mudah bagi peri sepertinya untuk jalan kaki. Karena harus berjinjit dengan resiko sayap robek tersangkut ranting pohon.
Ada lima peserta yang memilih untuk jalan kaki, yang lain putar haluan menghindari asap. Bagi peserta yang putar haluan, mereka perlu waktu lebih lama untuk sampai ke lokasi taman Bunga Edelweis. Lili melihat Olivia juga masih bertahan.
Tak berapa lama, awan mendung datang, lalu hujan membasahi kawasan dataran tinggi. Kabut pun mulai turun, gelap. Peri-peri yang berjalan dengan memegangi sayap mereka agar tak tergores ranting pun panik mencari perlindungan.
Dari kejauhan, Lili melihat jamur kayu yang besar dan lebar di antara batang pohon tumbang. Lili bergegas menuju jamur tersebut dan berlindung di bawahnya. Hujan semakin deras, disertai angin dan halilintar.
Lili menggigil kedinginan di bawah jamur kayu yang melindunginya.
‘Siofra?’ pekik Lili yang melihat sayap Peri Siofra tersangkut di ranting pohon tumbang, tak jauh dari tempatnya berada.
‘Apakah aku harus menolong Siofra?’ gumam Lili.
Tanpa memikirkan siapa pemenang sayembara nanti, Lili menghampiri Siofra yang kesulitan menarik sayapnya. Disingkirkannya ranting-ranting yang menghalangi jalan. Peri Siofra pun bebas dan bisa bergerak kembali. Lili menarik Siofra untuk berlindung di bawah rumah jamur.
“Kenapa kau menolongku?”
“Kau pemenang sayembara sebelumnya, tak seharusnya gagal, gara-gara sayapmu tak berfungsi.”
“Sayapku robek, aku tak bisa menggunakannya untuk terbang hari ini. Sudahlah, aku pasrah. Jika kau ingin melanjutkan, silakan, Lili.”
“Masih jauhkah dari sini, Siofra?” Tanya Lili tiba-tiba. “Bagaimana kalau kita kerjasama?”
“Kau jadi penunjuk arah, aku yang mengambil bunga Edelweis itu.”
Akhirnya, dengan panduan arah dari Peri Siofra, Lili dengan cepat menemukan taman Bunga Edelweis. Tak sabar, Lili ingin segera menghadiahkan bunga-bunga Edelweis untuk Ratu Dalvina.
Ratu Dalvina memberikan penghargaan untuk Peri Lili yang telah membawakannya Bunga Edelweis segar.
“Baginda Ratu, yang mulia. Saya bisa mengetahui taman Edelweis dengan cepat, karena bantuan Peri Siofra,” ucap Peri Lili sambil menarik napas. “Apakah hadiah berendam di kolam nektar bisa untuk kami berdua?” lanjutnya.
Peri Siofra terharu mendengar permohonan Peri Lili, sejak saat itu Peri Siofra tak pernah lagi tinggi hati.

Selesai









Top of Form
Bottom of Form


1 komentar:

Barracuda A2 mengatakan...

thanks for sharing,.

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...