Sayembara
Ratu Dalvina
Ari Saptarini
Ari Saptarini
Ratu
Peri Dalvina akan mengadakan sayembara. Barang siapa yang bisa membawakannya
Bunga Edelweis akan mendapat kesempatan berendam di kolam nektar istana.
Kabarnya,
para peri yang berkesempatan berendam di kolam tersebut akan jadi awet muda dan
hidup lebih lama. Seperti Ratu Dalvina yang sampai kini masih terlihat muda.
Ratu
Dalvina mengadakan sayembara ini tiap tahun. Saat Bunga Edelweis bermekaran di
dataran tinggi. Sari Bunga Edelweis itulah, bahan utama kolam nektar, tempat
berendam Sang Ratu.
Saat
sayembara tersiar, Peri Lili dan peri-peri lain berdatangan ke istana. Ada
limapuluh pendaftar yang akan mengikuti sayembara. Mereka harus siap menghadapi
tantangan di dataran tinggi. Termasuk Peri Lili dan sahabat baiknya, Peri
Olivia. Ada juga Peri Siofra, Saingan terberat Peri Lili yang pernah
memenangkan sayembara Ratu Dalvina, tahun sebelumnya.
“Kenapa
kalian ikut sayembara ini, sih?” ucap peri Siofra sinis, “Jangan-jangan…,
kalian hanya mengikutiku,” lanjutnya.
“Semua
peri yang memenuhi syarat bisa ikut serta, Siofra! Kami juga berhak dapat
kesempatan itu,” jawab Peri Lili yang tak suka dengan sikap arogan Peri Siofra.
“Sayembara
ini pasti akan kumenangkan, kalian lebih baik menyerah! Karena tantangan yang
akan dihadapi sangat berat,” ucap Peri Siofra.
“Kami
akan berusaha dan mengerahkan kekuatan, kami pasti jadi saingat terberatmu,
Siofra!” Tantang Peri Olivia sambil menarik Lili untuk menjauh dari Siofra yang
sombong.
“Lihat
saja besok, kalian akan kembali tanpa hasil,” teriak Siofra dari kejauhan.
“Jangan
dengarkan dia, Lili. Sebaiknya kita gunakan waktu yang tersisa, malam nanti
untuk istirahat.”
---***---
“Hoaaaheeemmm…,” Peri Lili membuka mata sembari melihat sinar mentari yang sudah menyembul di ufuk timur.
‘Wah,
semoga belum terlambat.’
Peri
Lili bangun kesiangan, karena semalam masih saja memikirkan cara memenangkan
sayembara. Padahal sudah diingatkan oleh Olivia, agar tidur nyenyak.
Peri Siofra datang paling pagi, lalu berdatangan peri-peri lain termasuk Lili dan Olivia.
Peri Siofra datang paling pagi, lalu berdatangan peri-peri lain termasuk Lili dan Olivia.
“Bagaimana
kamu bisa menang, bangun pagi saja kesiangan,” sindir Peri Siofra kepada Peri
Lili yang baru datang.
Perjalanan
panjang pun dimulai, peserta sayembara terbang dengan rute yang berbeda menuju
kawasan dataran tinggi.
Tak
mudah memang menuju dataran tinggi, tempat Bunga Edelweis itu bermekaran. Para
peri harus melewati jalan berliku dengan berbagai tantangan.
Baru
setengah perjalanan, ujian berupa angin topan harus mereka hadapi. Angin yang
berputar itu membuat para peri ikut berputar-putar ke atas, dan terpental ke
tanah. Ujian ini menggugurkan setengah dari peserta. Lili bersyukur bisa
berpegangan erat pada batang pohon.
Ujian
kedua berupa asap beracun yang keluar dari kawah di sekitar dataran tinggi.
Para peserta harus putar haluan untuk menghindari asap tersebut. Namun, Lili
memilih jalan lurus, berjalan kaki. Tak mudah bagi peri sepertinya untuk jalan
kaki. Karena harus berjinjit dengan resiko sayap robek tersangkut ranting
pohon.
Ada
lima peserta yang memilih untuk jalan kaki, yang lain putar haluan menghindari
asap. Bagi peserta yang putar haluan, mereka perlu waktu lebih lama untuk
sampai ke lokasi taman Bunga Edelweis. Lili melihat Olivia juga masih bertahan.
Tak
berapa lama, awan mendung datang, lalu hujan membasahi kawasan dataran tinggi.
Kabut pun mulai turun, gelap. Peri-peri yang berjalan dengan memegangi sayap
mereka agar tak tergores ranting pun panik mencari perlindungan.
Dari
kejauhan, Lili melihat jamur kayu yang besar dan lebar di antara batang pohon tumbang.
Lili bergegas menuju jamur tersebut dan berlindung di bawahnya. Hujan semakin
deras, disertai angin dan halilintar.
Lili
menggigil kedinginan di bawah jamur kayu yang melindunginya.
‘Siofra?’
pekik Lili yang melihat sayap Peri Siofra tersangkut di ranting pohon tumbang,
tak jauh dari tempatnya berada.
‘Apakah
aku harus menolong Siofra?’ gumam Lili.
Tanpa
memikirkan siapa pemenang sayembara nanti, Lili menghampiri Siofra yang
kesulitan menarik sayapnya. Disingkirkannya ranting-ranting yang menghalangi
jalan. Peri Siofra pun bebas dan bisa bergerak kembali. Lili menarik Siofra
untuk berlindung di bawah rumah jamur.
“Kenapa
kau menolongku?”
“Kau
pemenang sayembara sebelumnya, tak seharusnya gagal, gara-gara sayapmu tak berfungsi.”
“Sayapku
robek, aku tak bisa menggunakannya untuk terbang hari ini. Sudahlah, aku
pasrah. Jika kau ingin melanjutkan, silakan, Lili.”
“Masih
jauhkah dari sini, Siofra?” Tanya Lili tiba-tiba. “Bagaimana kalau kita
kerjasama?”
“Kau
jadi penunjuk arah, aku yang mengambil bunga Edelweis itu.”
Akhirnya,
dengan panduan arah dari Peri Siofra, Lili dengan cepat menemukan taman Bunga
Edelweis. Tak sabar, Lili ingin segera menghadiahkan bunga-bunga Edelweis untuk
Ratu Dalvina.
Ratu
Dalvina memberikan penghargaan untuk Peri Lili yang telah membawakannya Bunga
Edelweis segar.
“Baginda
Ratu, yang mulia. Saya bisa mengetahui taman Edelweis dengan cepat, karena
bantuan Peri Siofra,” ucap Peri Lili sambil menarik napas. “Apakah hadiah
berendam di kolam nektar bisa untuk kami berdua?” lanjutnya.
Peri
Siofra terharu mendengar permohonan Peri Lili, sejak saat itu Peri Siofra tak
pernah lagi tinggi hati.
Selesai
1 komentar:
thanks for sharing,.
Posting Komentar