Ari Saptarini
“Wisnu, ayo mandi, lalu siap-siap
berbuka,” seru Mama mengagetkan Wisnu.
“Lho, kok cepat sekali
puasanya, Ma? Ini kan baru jam lima sore?”
jawab Wisnu sembari memperhatikan jam di dinding ruang makan.
Ini hari pertama bagi Wisnu
puasa di Indonesia. Selama dua tahun terakhir, Wisnu tinggal bersama Papa
Mamanya di Jerman. Kebetulan, Papa wisnu bertugas di sana. Bulan ini, Wisnu dan
keluarganya pulang ke rumah keluarga besarnya di Wonosobo, Jawa tengah. Karena
dua minggu lagi, lebaran. Saudara sepupu
Wisnu pun mulai berdatangan. Berkumpul ke rumah kakek Dakir.
“Iya, sayang. Kalau di Wonosobo, kita buka
puasa sekitar jam enam. Memang lebih cepat waktu puasa di Indonesia
dibandingkan di Jerman. ”
“O gitu. Wah, Asyik, dong.
Sekarang Aku mau ajak Mas Danu ke kolam dulu, ya, Ma. Sebelum buka. ”
Mas Danu, kakak sepupu
Wisnu. Mereka seumuran, bedanya Danu sudah kelas empat. Sedangkan Wisnu, baru
kelas tiga elemtary school di Jerman.
“Mas Danu, kita tangkap ikan
yuk buat buka puasa,”
“Ih, kolamnya dalam, Nu.
Hati-hati, kepeleset.”
Baru selesai Danu bicara,
Wisnu berteriak. “Tolonggg,…!” Hampir saja dia terjatuh ke kolam.
Untung sebuah batang pohon
tergenggam erat di tangannya.
“Kita pulang aja, yuk!” ajak
Mas Danu.
Danu dan Wisnu pun pulang ke
rumah Kakek Dakir. Setelah mandi dan membersihkan diri, terdengar kumandang
Azan Magrib dari pengeras suara.
Ternyata, puasa di Indonesia
lebih cepat di banding saat di Jerman. Wisnu berjanji akan menuntaskan puasanya
hingga lebaran nanti, seperti Mas Danu.
Saat menu buka puasa
dihidangkan, Wisnu bertambah girang. Hidangan ikan mujair bumbu kuning tersaji
di meja. “Wah, Lain kali kalau mau
tangkap ikan, aku ikut ya Ma.” Wisnu teringat pengalamanya tadi hampir
terpeleset ke kolam ikan Mujair. Puasa di Wonosobo memang seru.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar