Kamis, 30 Juli 2015

Salah Dengar

Ari Saptarini

“Bu Duriah sudah lahiran! Tadi suaminya telpon,” kata Nia, rekan kerjaku di proyek penelitian seorang Doktor muda di kampus.

“Kapan katanya?”

“Tadi malam, jam dua dini hari”


“Wah berarti kita harus segera ke sana sekarang, Ni,” ucapku sambil merapikan mukena setelah sholat subuh.

Proyek pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil itu sudah berlangsung sejak lima bulan lalu, berupa biskuit dengan fortifikasi besi - folat ditambah susu. Tim peneliti dari kampus yang melakukan survey data awal, kami berempat hanya tim lapang, tugasnya mensuplai susu dan biskuit setiap minggu, menimbang badan dan mencatat keluhan ibu – ibu hamil itu. Jumlahnya ada 50 ibu hamil, tersebar di tiga kecamatan di kabupaten Bogor, Ciampea, Leuwiliang dan Leuwisadeng.


Kecamatan Leuwiliang paling banyak jumlah desanya, dengan kontur tanah yang penuh tanjakan berbatu terjal, tiap ke sana selalu penuh tantangan. Kelahiran bayi harus kita data Berat dan tingginya segera, tak boleh lebih dari 24 jam.

Kertas alamat rumah bu Duriah sudah di tangan, dengan sepeda motor kita menuju Desa Karacak, akhirnya sampai juga di depan rumah bu Duriah.

“Lho, kok masih gendut,? bisik Nia
“Suami Ibu tadi pagi telpon kalau Ibu sudah lahiran? Kok?”

“Ri …, jangan-jangan yang lahiran bu Puriah dari Ciampea, bukan bu Duriah?” pekik Nia.


Tidak ada komentar:

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...