Selasa, 07 April 2020

CERNAK: Kampung Hijau

Kampung Hijau 

Ari Saptarini


Sejak bulan lalu, Pak RT mencanangkan adanya penghijauan dalam rangka hari kebersihan dunia. Setiap warga diminta untuk kerja bakti tiap Hari Minggu. Awalnya hanya beberapa warga yang turun, lama-lama semakin banyak. Bahkan sampai anak-anak ikut membantu. Ibu-ibu sibuk di dapur menyiapkan konsumsi bagi warga yang sedang kerja bakti. 

Mereka bersama memungut sampah yang berserakan di pinggiran selokan. Setiap warga diminta mengumpulkan galon bekas kemasan air minum ukuran satu setengah liter. Lalu galon bekas itu ditanami tanaman hias dan di gantung di dekat selokan. Wah, pemandangan di pinggir selokan jadi indah dan hijau. 

Semua orang membicarakan Pak Darto yang tak pernah muncul saat kegiatan kerja bakti. Masalahnya, Pak Darto itu adalah ayahnya Rido, sahabatku. Sejak aku mendengar keluhan warga tentang Pak Darto, aku ikutan geram. Karena setahuku, ayahnya Rido itu selalu peduli dengan lingkungan sekitar. Waktu aku di rumah Rido contohnya, dia sering menegurku karena buang sampah sembarangan. 

“Rido, kenapa sih, ayahmu tak pernah terlihat saat kerjabakti?” tanyaku iseng saat pulang sekolah. 

“Iya, ayahku sibuk menyelesaikan kerjaannya,” jawab Rido. 

“Banyak yang membicarakan ayahmu, karena tak terlihat di kerja bakti warga.” Firdi tak enak hati menyampaikan keluhan warga yang didengarnya Minggu lalu.  

“Ya sudah, nanti aku minta agar ayah datang kerjabakti minggu depan,” makasih Fir.

Minggu berikutnya, Firdi melihat Pak Darto muncul di kegiatan kerja bakti. Tapi, bukanya ikut menyiangi rumput liar seperti yang dilakukan warga, pak Darto malah mengangkut beberapa drum besar seukuran tempat sampah yang ada di beberapa perumahan warga. 

Tempat sampah itu di beri warna berbeda-beda, hijau, oranye dan biru. Tak berapa lama, Pak RT menjelaskan tentang tempat sampah itu, kenapa diberi warna yang berbeda-beda. Ternyata mulai hari ini, warga Rt 04/Rw 08 diwajibkan untuk memisahkan sampah yang ada di rumah. Itu bisa ditandai dengan memberi warna pada tempat sampah mereka agar memudahkan petugas pengangkut sampah. Tempat sampah berwarna hijau untuk sampah organik. Warna oranye untuk barang yang bisa didaurulang. Dan warna biru untuk sampah yang tidak bisa didaurulang atau biasa disebut sampah residu. Warga yang membutuhkan tempat sampah bisa mengambilnya di rumah Pak Darto. 

Rupanya selama ini, Pak Darto sibuk mengecat tempat sampah untuk kepentingan warga. Aku jadi malu sendiri telah berprasangka yang kurang baik pada Pak Darto. Lain kali, jika aku mendengar kabar yang kurang baik tentang seseorang, aku janji akan mengeceknya lebih dahulu sebelum menuduh yang tidak baik. 

Selesai

Hikmah cerita: Tanggal 27 September diperingati sebagai Hari Kebersihan Dunia, mari kita menjaga lingkungan sekitar, agar bersih dan mulai sekarang belajar memisahkan sampah organik dan anorganik. Sedikit usaha kita untuk bertindak, akan bermanfaat untuk kebersihan bumi ini. 

Tidak ada komentar:

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...