Ari Saptarini
Mata Zoya berkaca-kaca, sedih.
Boneka kesayangannya tak lagi bersuara. Sudah dua kali Zoya mengganti
baterainya, tetap saya Lala membisu. Hujan besar yang terjadi tiga hari
berturut-turun membuat kawasan pondok pesantren Ababil banjir setinggi pinggang
dua minggu lalu. Boneka Lala milik Zoya tertinggal saat seluruh penghuni pondok
diungsikan ke tempat yang lebih tinggi.
“Sudahlah, Ya! Lagian bonekamu
itu kan sudah lima tahun,” hibur Aini, sahabat Zoya.
“Selama lima tahun ini, dia selalu
mengingatkanku untuk bangun malam dan rajin mengaji tiap hari, entah bagaimana
semangatku setelah kepergian Lala,” jawab Zoya sambil mendekap Lala.
Lala adalah boneka perempuan
mungil, hadiah dari ayahnya. Berwarna merah jambu, berkepang dua.
Uniknya, boneka itu bisa merekam suara. Suara ayah Zoya terekam di sana, suara
itu satu-satunya rekaman yang bisa mengobati kerinduan Zoya kepada Ayahnya yang
meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat dua tahun lalu.
‘Waktunya ngaji, Zoya! Semangat
ya menghafal al Qurannya di pondok!’ begitulah kira-kira rekaman suara ayah
Zoya. Lala akan otomatis bersuara di jam-jam tertentu, mengingatkan Zoya
membuka Syamil Quran yang selalu ada di dalam tasnya.
“Aini! Zoya! Kok masih di kamar?
Ayo kita ke langgar, Ustadzah sudah menunggu untuk setoran hafalan hari ini.”
Zakiya tiba-tiba mengagetkan dari depan pintu kamar mereka.
“Iya, makasih, Zaki! Aini,
duluan aja ke sana. Aku mau cuci muka dulu,” Zoya bersegera menghapus jejak air
mata di pipinya dengan berwudhu.
Setelah setor hafalan harian,
Ustadzah menasehati Zoya.
“Rekaman itu pasti sudah ada di
hati dan pikiranmu, Nak. Jangan bersedih hanya karena Lala tak lagi bersuara.
Yakinlah! kau bisa, Zoya.”
“Terimakasih, Ustadzah,” jawab
Zoya.
Sebelum tidur, Zoya berdoa agar
di sepertiga malam nanti bisa terbangun untuk mengaji dan menghafal setoran
ayat harian seperti biasanya. Lala tetap tidur di samping Zoya, namun tak bisa
lagi diandalkan menjadi alarm untuk membangunkan dirinya.
‘Waktunya ngaji, Zoya! Semangat
ya menghafal al Qurannya di pondok!’
Zoya mendengar suara ayah dalam
tidurnya. Ya Allah, Alhamdulillah…, Lala bisa bersuara lagi? Zoya kaget dan
langsung membuka matanya! Tepat jam tiga pagi, seperti biasa.
Diguncangkannya tubuh lala,
tidak…, itu bukan lala yang bersuara. Lalu siapa?
Zoya pun teringat ucapan
Ustadzah semalam, rekaman itu kini sudah ada di hati dan pikiranmu, Zoya.
Subhanallah, Zoya
langsung mengambil Syamil Quran, membaca ayat yang harus dihafalnya. Lalu
sholat malam dan kembali tadarus Quran sampai Subuh tiba.
Cibinong, 19 Juli 2014
Diikutkan
lomba cerita anak Syamil QuranCeritaku hari ini semoga bermanfaat untuk orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar