Desa Pandanti
Ari Saptarini
“Pindah lagi?” Kei uring-uringan
memikirkan harus beradaptasi di lingkungan baru.
“Teman baru, sekolah baru, rumah
baru, semua perlu waktu, Ma!” Kei berusaha negosiasi agar pindahnya menunggu
Kei lulus SD saja. Toh tinggal setahun lagi, Kei akan lulus SD. Namun ayah
tidak setuju, mereka tetap harus ikut pindah ke pulau seberang.
Sebulan kemudian, Kei dan
keluarganya sudah menempati rumah baru. Pekerjaan Ayah Kei yang mengharuskan
mereka selalu berpindah-pindah rumah. Mereka tinggal di rumah dinas yang jauh
dari kota besar.
“Aduh, Bauuunya!!! Aku mau kembali ke rumah
yang dulu!” teriak Kei setiap pagi. Membuat Mama bingung.
Rumah dinas ayah kali ini dekat
dengan peternakan sapi. Bau kotoran sapi sampai ke dalam rumah. Kemana-mana Kei
menggunakan masker. Rasanya tersiksa saat mengambil napas. Bahkan tidur juga
pakai masker. Sampai-sampai Kei sakit karena terus-terusan tidak mau makan.
“Ini bubur mutiara paling enak
sedunia, Kei makan, ya” bujuk Mama.
Lama-lama Kei kasihan melihat
Mama, “Mama kenapa, sih, tetap sabar tinggal di sini?” padahal kan Mama juga
terganggu dengan bau ini”
“Mama berusaha tetap positif,
Kei. Saat bangun, memang baunya menyengat, tapi ketika mama mulai masak makanan
di dapur, semuanya berubah. Mama hanya bau masakan yang sedap! Makanya Kei
bantu Mama masak, dong,” canda Mama.
“Tunggu, Ma. Benar! Mama wangi
banget.”
“Ini kali yang wangi.” Mama
menyodorkan semangkuk bubur mutiara di hadapan kei.
Kei langsung menghabiskan bubur
mutiara sampai tak bersisa.
Ternyata, daun pandan yang
menyebabkan dapur mama menjadi wangi. Mama selalu minum rebusan daun pandan
setiap hari. Selain bermanfaat untuk kesehatan, daun pandan juga menyebabkan
aroma dapur jauh berbeda dengan ruangan lain di rumah.
Suatu hari, Ayah mengajak Kei
untuk menanam daun pandan dan bunga melati di sekitar rumah. Mengelilingi
rumah, di sepanjang teras dan disepanjang jalanan menuju rumah dinas.
Pandan wangi (Pandanus
ammaryllifolius) adalah tanaman perdu yang punya beragam manfaat. Apalagi saat
bulan Ramadhan seperti sekarang. Campuran kolak pisang, bubur mutiara dan
lain-lain. Semua makanan menjadi lebih beraroma, dengan tambahan sedikit daun
pandan.
Bunga melati putih (Jasminum
Sambac), salah satu bunga yang dipilih menjadi puspa bangsa atau bunga nasional
Indonesia. Kei senang kamarnya beraroma melati. Jika ada melati yang sedang
mekar, dia akan mengambilnya beberapa lalu meletakkannya di dalam mangkok kecil
di sudut kamar.
Kini, ketika membuka jendela
kamar di pagi hari, semerbak wangi daun pandan dan aroma melati mengalir ke
kamar tidur Kei. “Segarnya!” Kei merentangkan tangan dengan binar cerah di
wajahnya.
Setelah mengetahui banyak
manfaatnya, seluruh penduduk desa ikut-ikutan menanam daun pandan dan bunga
melati di pekarangan masing-masing.
Awalnya, mereka menanam pandan
dan melati untuk mengusir aroma kotoran sapi yang menyengat dari peternakan
besar yang ada di desa itu. Kini, desa mereka menjadi desa tujuan wisata yang
terkenal sampai ke luar daerah, karena aromanya yang khas. Desa itu mendapat
namabaru dari para pengunjung yang datang, Desa Pandanti alias Desa Pandan
Melati. Bahkan aroma desa itu sudah tercium dari jarak 1 kilometer sebelum
memasuki gerbang desa.