Rabu, 27 Mei 2020

Curhat Si Bibik (Asisten Rumah Tangga) Tentang Bantuan yang Tak Kunjung Datang



Rezeki (Tak) Kemana?





“Iya Teh, betul itu! Masa tetangga yang punya mobil itu dapat sembako, kita malah ga dapat,”
“Biarin, kita dianggap orang kaya kali, Alhamdulillah wae” (satire)
“Iya ya. Kalau gitu mah, ga perlu diminta data KK dan KTP segala. Jam 10 malam, kita disuruh fotokopi, ujung-ujungnya ga dapat juga.”
“Sabar waelah, rejeki ga kemana, Teh”


Obrolan para bibi (alias khadimat) siang itu mengalihkan perhatianku dari kegiatan WFH. Berita mengenai bantuan sembako yang salah sasaran ternyata terjadi juga di kampung dekat sini.  Ada salahsatu berita, penerima mengembalikan ke pemberi bantuan karena merasa tidak layak menerimanya. Kalau di ‘kampung dekat sini’ infonya data lambat disetor, sehingga banyak yang seharusnya layak dapat bantuan sembako, terabaikan.


“Sabar ya, Bik. Bisa jadi Bibi dianggap tetap bekerja. Sedangkan mereka yang mendapat bantuan itu, walaupun punya mobil mungkin sama sekali kehilangan mata pencahariannya.” Dimasa pandemi Covid19 ini, para pengusaha restaurant, cafe, catering, warung makan termasuk salah satu yang paling merasakan terjun bebas. Si ibu itu bisa jadi salah satu darinya.  
---

Seminggu pertama WFH, saya meliburkan khadimat untuk juga ‘diRumahAja’, seperti anjuran pemerintah. Alihalih senang, mereka malah khawatir kalau saya akan ‘memutus’ satu-satunya pendapatan keluarga. Apalagi suaminya yang tidak mendapat pengahasilan sama sekali.


Karena ternyata WFH disambi beberes rumah yang mana kami ‘hanya diRumahAja’ itu lumayan menyita waktu (Terus terusan buat cemilan dan cuci piring, wkwkwk). Akhirnya sepakat, bibi tetap datang dua hari sekali untuk beberes dan setrika. Syaratnya menggunakan masker dan tidak pergi kemana mana selain ke rumah kami.


Suatu ketika, ada teman suami yang mengirimkan empat ekor lele berukuran besar. Empat kali lebih besar dibanding dengan lele yang dijual di warung. Celakanya, keempat lele itu dalam kondisi hidup dan bergerak lincah. Awalnya si Bungsu seneng banget, karena memang lele itu makanan kesukaannya.

Tapi, hingga seminggu berlalu Lele itu tetap saja hidup dalam empat ember terpisah di depan rumah. Emak nyerah! Ga tega membunuh lele besar itu, malah rajin memberi makan (naluri pecinta binatang ini sih). Ayahnya anak-anakpun tak sanggup, walau sudah browsing cara mematikan ikan lele berukuran besar, doi tetap bergeming.

Ketika saya perlu ember-ember itu suatu kali, Lele pun akhirnya berpindah tangan ke Bibi. Semoga lebih bermanfaat untuk dikonsumsi. Begitulah Rezeki, walaupun sudah berhari-hari di depan mata, jika belum milik kita ya tidak akan kita nikmati.

Mengintip KBBI, Rezeki adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan); keuntungan; kesempatan mendapat sesuatu. 

Kalau menurut Aa Gym, angka nominal uang yang ada di rekening bank kita itu belum termasuk Rezeki kita. Karena kita belum menikmatinya, baru angka-angka yang tertulis saja. Ketika tiba-tiba kita meninggal, angka di rekening itu tak akan dibawa ke alam berikutnya.

Akan menjadi Rezeki, jika kita menggunakannya untuk membeli kebutuhan atau sesuatu yang mendukung kehidupan kita. Juga ketika kita memanfaatkannya untuk memberi kepada oranglain, mengirimkannya kepada orangtua, berbagi untuk orang-orang disekitar yang membutuhkan, menginfaqkan di jalanNya, dan hal lain yang membuat hati kita tersenyum puas.

Ayo kawan, mumpung saat ini Bulan Ramadhan, manfaatkan moment ini untuk membuat angka-angka di rekening bank kita menjadi Rezeki. Jika sudah berkecukupan, tak tau lagi mau membeli apa karena semua sudah ada di rumah? Itu artinya ada hak fakir miskin dan anak –anak yatim, dari angka tersebut. Keluarkanlah untuk mereka yang berhak, dan Allah S.W.T akan membalasnya dengan berlipat ganda.  




Tidak ada komentar:

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...