Tak terasa, delapan minggu belajar
di rumah, anak anak mengalami pasang surut semangat. Begitupun sebagai
orangtua, terkadang perlu motivasi diri sendiri untuk mengajar anak di rumah. Perang
melawan diri sendiri mengalahkan rasa malas. Karena saya juga bekerja sampai
pukul 4 sore, seringkali tugas anak – anak di selesaikan malam setelah magrib.
Berdasarkan pengamatan, si sulung
sangat antusias menyelesaikan tugas google clasroom di minggu awal mereka SFH.
Kurva semangat pun menurun memasuki minggu ke enam, apalagi ketika SFH
bersamaan dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan.
Beruntung para guru di Sekolah
Karakter selalu melakukan pembaruan metode kegiatan SFH dan menggunakan cara
pendekatan yang berbeda.
Di dua minggu awal SFH, tugas
ananda lebih banyak melatih life skill. Sebagai orangtua, saya merasa senang
sekali ketika mencuci baju, menjemur, cuci piring, menanak nasi, menyapu,
mengepel dan beres-beres kamar adalah bagian dari tugas Ananda. Meskipun tetap
ada penugasan googleclasroom yang harus dikerjakan.
Minggu ke tiga dan ke empat,
sekolah mulai melakukan kegiatan tatap muka melalui aplikasi zoom meeting. Ada
interaksi langsung dengan Bapak dan Ibu guru, sekali seminggu. Saat interaksi
itulah guru kelas menjelaskan kepada anak-anak apa yang perlu mereka kerjakan
di minggu tersebut. Sesekali para guru juga mengupload video pembelajaran
melalui youtube sehingga mudah diakses oleh orangtua. Huft lega, karena emak
tak perlu buka kamus matematika cara menghitung volume limas dan prisma. Di
video guru tersebut, ada juga langkah demi langkah cara penyelesaian soal yang
diberikan.
Minggu ke lima dan ke enam,
semakin intensif kegiatan tatap muka dilakukan. Menjadi dua kali seminggu di
sertai dengan penugasan offline. Penugasan offline lebih banyak meminta ananda
untuk tampil bicara di depan kamera. Misalnya presentasi tentang pahlawan
kemerdekaan, presentasi menemukan bentuk jaring-jaring bangun ruang,
menjelaskan tentang timbangan sederhana dan lain-lain. Kegiatan ini sangat
disukai si bungsu yang senang bercerita, namun kendala bagi si sulung yang
cenderung pemalu saat berbicara.
Suatu ketika, bu guru menugaskan
si sulung memimpin rapat keluarga. Materinya tentang organisasi, tugasnya
adalah bagaimana ananda bisa memimpin rapat keluarga: pembagian tugas selama
SFH. Singkat kata terjadilah kesepakatan pembagian kerja di rumah. Fix sejak
saat itu, tugas merapikan kamar, mencuci baju, menjemur dan melipat berpindah
ke anak-anak. Alhamdulillah, mereka cukup konsisten dengan sedikit motivasi.
Tantangan mulai muncul memasuki
minggu ke tujuh sampai sekarang. Bisa jadi karena waktu sahur di pagi hari saat
Bulan Ramadhan membuat anak anak tidur setelah subuh sampai siang.
Beruntungnya, hal ini sangat di pahami oleh Bapak ibu guru. Pertemuan Zoom
online dengan bapak/ibu guru lebih sering lagi, hampir setiap hari. Saat kelas
online, bu guru/pak guru menjelaskan seperti saat mereka mengajar di depan
kelas. Tanya jawab juga langsung dilakukan di kelas tersebut. Karena Bulan
Ramadhan, kegiatan penugasan pun di kurangi. Lebih banyak penugasan yang
berhubungan dengan peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Misalnya mengisi
ceklist Ramadhan, hafalan hadist dan surat pendek, membaca Al Quran, resep
takjil dan lain lain.
Kegiatan selama SFH ini pasti
sangat berkesan bagi anak anak kelak.
Kapan lagi bisa belajar bersama
ibu di rumah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar