Rabu, 27 Mei 2020

CERNAK TEMA DAUN PANDAN - Desa Pandanti


Desa Pandanti
Ari Saptarini

“Pindah lagi?” Kei uring-uringan memikirkan harus beradaptasi di lingkungan baru.

“Teman baru, sekolah baru, rumah baru, semua perlu waktu, Ma!” Kei berusaha negosiasi agar pindahnya menunggu Kei lulus SD saja. Toh tinggal setahun lagi, Kei akan lulus SD. Namun ayah tidak setuju, mereka tetap harus ikut pindah ke pulau seberang.

Sebulan kemudian, Kei dan keluarganya sudah menempati rumah baru. Pekerjaan Ayah Kei yang mengharuskan mereka selalu berpindah-pindah rumah. Mereka tinggal di rumah dinas yang jauh dari kota besar.

 “Aduh, Bauuunya!!! Aku mau kembali ke rumah yang dulu!” teriak Kei setiap pagi. Membuat Mama bingung.

Rumah dinas ayah kali ini dekat dengan peternakan sapi. Bau kotoran sapi sampai ke dalam rumah. Kemana-mana Kei menggunakan masker. Rasanya tersiksa saat mengambil napas. Bahkan tidur juga pakai masker. Sampai-sampai Kei sakit karena terus-terusan tidak mau makan.

“Ini bubur mutiara paling enak sedunia, Kei makan, ya” bujuk Mama.

Lama-lama Kei kasihan melihat Mama, “Mama kenapa, sih, tetap sabar tinggal di sini?” padahal kan Mama juga terganggu dengan bau ini”

“Mama berusaha tetap positif, Kei. Saat bangun, memang baunya menyengat, tapi ketika mama mulai masak makanan di dapur, semuanya berubah. Mama hanya bau masakan yang sedap! Makanya Kei bantu Mama masak, dong,” canda Mama.

“Tunggu, Ma. Benar! Mama wangi banget.”
“Ini kali yang wangi.” Mama menyodorkan semangkuk bubur mutiara di hadapan kei.
Kei langsung menghabiskan bubur mutiara sampai tak bersisa.

Ternyata, daun pandan yang menyebabkan dapur mama menjadi wangi. Mama selalu minum rebusan daun pandan setiap hari. Selain bermanfaat untuk kesehatan, daun pandan juga menyebabkan aroma dapur jauh berbeda dengan ruangan lain di rumah.

Suatu hari, Ayah mengajak Kei untuk menanam daun pandan dan bunga melati di sekitar rumah. Mengelilingi rumah, di sepanjang teras dan disepanjang jalanan menuju rumah dinas.

Pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius) adalah tanaman perdu yang punya beragam manfaat. Apalagi saat bulan Ramadhan seperti sekarang. Campuran kolak pisang, bubur mutiara dan lain-lain. Semua makanan menjadi lebih beraroma, dengan tambahan sedikit daun pandan.

Bunga melati putih (Jasminum Sambac), salah satu bunga yang dipilih menjadi puspa bangsa atau bunga nasional Indonesia. Kei senang kamarnya beraroma melati. Jika ada melati yang sedang mekar, dia akan mengambilnya beberapa lalu meletakkannya di dalam mangkok kecil di sudut kamar.

Kini, ketika membuka jendela kamar di pagi hari, semerbak wangi daun pandan dan aroma melati mengalir ke kamar tidur Kei. “Segarnya!” Kei merentangkan tangan dengan binar cerah di wajahnya.

Setelah mengetahui banyak manfaatnya, seluruh penduduk desa ikut-ikutan menanam daun pandan dan bunga melati di pekarangan masing-masing.

Awalnya, mereka menanam pandan dan melati untuk mengusir aroma kotoran sapi yang menyengat dari peternakan besar yang ada di desa itu. Kini, desa mereka menjadi desa tujuan wisata yang terkenal sampai ke luar daerah, karena aromanya yang khas. Desa itu mendapat namabaru dari para pengunjung yang datang, Desa Pandanti alias Desa Pandan Melati. Bahkan aroma desa itu sudah tercium dari jarak 1 kilometer sebelum memasuki gerbang desa.



Tidak ada komentar:

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...