Rabu, 27 Mei 2020

Curhat Emak Saat ANAK SEKOLAH DARI RUMAH


Prolog

Mami, kenapa mereka tidak ke sekolah seperti biasa?
Entahlah! Jawab si Kuning dengan masih rebahan di kursi malasnya.
“Aku jadi tak bisa istirahat nih, Mam. Tiap bentar-bentar mereka uyel-uyelin aku, gangguin tidur siang aku! Kesal” Si Hitam uring-uringan.
“Sudahlah Hitam, disyukuri saja. Sudah kodrat kita menjadi alat ‘penyenang’ bagi mereka. Lagian dengan mereka di rumah kan kita jadi tak perlu repot cari makan di tempat sampah seperti biasanya.”
“Iya ya, benar Mam! Perutku juga makin gede nih, mukaku tambah gembul,” Hitam melihat dirinya di cermin sambil menyeringai.
Celakanya, menurut mereka kondisi aku sekarang membuat aku semakin terlihat lucu dan menggemaskan.
Aku juga harus mandi lebih sering, itukan menyebalkan!
Kuning (Mami): Mau gimana lagi, kalau kamu tidak dimandikan, mereka tidak akan mengijinkanmu masuk rumah.
Tiba-tiba, majikan kecil mereka mendatangi Hitam dan Kuning yang sedang berjemur setelah dimandikan. Cici membawa mainan tali yang diujungnya diikatkan boneka kecil. Tak berapa lama, ketiganya terlihat berkejaran sambil bersenda gurau.
---


Menyamankan Anak di Rumah Aja


Ketika anak anak harus Sekolah dari rumah, ibu harus Bekerja dari rumah, segala hal perlu dikondisikan. Termasuk mengkondisikan KEBOSANAN. Bagi kami yang tinggal di perumahan berukuran  8 x 7 meter persegi dengan ruangan yang itu-itu saja menjadi tantangan buat ibu untuk menyamankan anak di rumah.

Biasanya mereka sekolah sampai pukul 14.00, main dengan teman-teman di sekolah. Saat ini, mereka totally with mom #stay at home.
Diantara pukul 07.00 – 14.00 ini titik kritisnya, anak anak perlu dibuat SIBUK BERAKTIVITAS agar tak terucap kata BOSAN, pun tak tergantung dengan handphone dan segala aplikasi yang bisa diakses.  

Ini beberapa hal yang kami alami selama SFH dan WFH

Belajar di rumah?
Sekolah meminta siswa terhubung dengan google clasroom untuk sarana belajar. Alhamdulilah, kami bersyukur masih bisa ‘belajar’ di tengah pandemi.

Sekolah juga sudah menggunakan segala cara membuat anak dan orangtua nyaman. Saya bisa berempati dengan para guru yang sudah ‘trial and error’ untuk mengalirkan pembelajaran daring.
Sebagai orangtua yang pernah menjadi guru SD, mengajar anak sendiri memang tak semudah menjentikkan kedua jari. Kesabaran dan kendali emosi perlu mendapat perhatian khusus, haha.
Terkadang, mencoba memberi masukan positif ke guru agar pembelajaran daring bisa menyesuaikan dengan kondisi emak yang sedang WFH. Karena pengalaman pernah ada drama saling berebut tools untuk mengakses google classroom, sedangkan emak juga perlu Handphone dan Laptop untuk bekerja.

Agar tak keluar kata Bosan, pengaturan ruangan juga perlu diperhatikan. Merubah posisi meja belajar, bed tempat tidur, sofa, dan lain lain. Saya minta si sulung memberikan ide, lalu dia dan adiknya yang akan mengerjakan.

Emak berkata “Karena kita akan beraktivitas dari rumah, silakan atur kamar kalian senyaman mungkin. Lalu kalau mulai bosan dengan satu posisi, atur lagi ke posisi lain” dan anak-anak pun sibuk dengan memindahkan mainannya, buku, meja dan posisi tempat tidur.

Alhamdulillah, kami punya 2 ekor kucing yang tinggal menetap di teras rumah. Awalnya kucing liar, lalu merasa teras rumah kami adalah rumahnya. Baiklah, ini saatnya memanfaatkan mereka untuk menghalau bosan. Jadilah mereka rutin dimandikan agar bisa di uyel-uyel gemes. Dan emakpun tenang menjalankan WFH.


Tidak ada komentar:

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pertemuan 10 (Rabu, 8 Juni 2022) Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 25 Narasumber: Sudomo, S.Pt. Moderator: Sigid Purwo Nugroh...