Pengalaman ini kualami saat seorang
murid kelas enamku berhalangan mengikuti Ujian Nasional dua tahun lalu.
Permasalahan keluarga yang dialami ayah dan bundanya berujung pada perceraian.
Kurang baik dampaknya bagi Chiko, anak laki-laki seusianya masih memerlukan
sosok ayah yang menemani belajar. Namun, karena masalah antara Ayah dan Ibunya,
Chiko ikut menanggung akibatnya.
Mei adalah ujian Nasional pertama bagi
Chiko, dia berusaha mencapai hasil yang terbaik seperi impian orangtua dan
semua guru yang mengajarnya. Namun, sebulan sebelum UN, Chiko harus terpisah
dengan ayahnya. Ibunda Chiko mengamankan anaknya dari tekanan dengan
mengungsikan Chiko ke tempat rahasia. Tempat yang hanya diketahui oleh ibunya,
bahkan kami, guru kelas enamnya tidak diberitahu di manakah posisi Chiko saat persiapan
UN itu.
Ibunda Chiko baru muncul seminggu
menjelang UN, tryout yang notabene ajang latihan pun tak dijamah Chiko, namun
sang Bunda menuntut agar anaknya tetap mendapat ijazah resmi yang dikeluarkan
dinas pendidikan dan resmi dinyatakan lulus oleh sekolah. Kami pihak sekolah
menyatakan dengan jelas bahwa Chiko harus ikut ujian susulan agar bisa dapat
ijazah kelulusan.
Tak disangka niat baik kami mengusahakan
Chiko bisa ikut ujian susulan terkendala, yang membuatnya menjadi rumit adalah
orangtua Chiko sendiri. Ayahanda Chiko bermaksud menemui anaknya yang lama tak
bersua. Tahu tentang ujian nasioanal susulan yang akan diikuti, Ayahandanya
siap bermaksud menemui anaknya selepas ujian. Oh, benar-benar! Kenapa sekolah
harus dilibatkan dalam konflik rumahtangga mereka. Andai bukan mempertaruhkan
masa depan siswa kami, tentu kami akan menghentikannya sampai sini, kecewa.
Ibunda Chiko mengambil langkah
antisipasi, melaporkan mantan suaminya ke KOMNAS perlindungan anak. Dengan
tuduhan kemunculan ayahnya akan mengganggu konsentrasi Chiko dalam menjalani
UN. Keterlibatan KOMNAS membuat pihak dinas pendidikan tak berani melaksanakan
ujian susulan di kantor dinas pendidikan tingkat kecamatan. Kepala UPT membuat
keputusan, ujian susulan Chiko, dilaksanakan di POLRES, dengan pengawasan ketat
pihak kepolisian. Akhhirnya Chiko berhasil melaksanakan ujian susulan di kantor
polisi.
Cimanggis, 30 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar